25 Desember
Akhir Desember, akhir dari segala hal tentang ujian serta perkuliahan,dan saat memulai waktu liburan, waktu untuk melupakan segala hal tadi untuk sesaat, mengisi waktu dengan hal-hal yang mungkin jarang dilakukan pada hari-hari biasa. Keluar masuk pusat perbelanjaan bagi para pecinta shopping. Melihat sunrise dari gunung bagi para pecinta hiking. Jalan dengan kawan-kawan, ataupun ke toko buku untuk meminjam ataupun membeli buku bagi para pecinta buku.
Untuk aku sendiri, tahun ini kembali bisa pulang ke kampung halaman untuk bisa menghabiskan waktu libur bersama keluarga. Waktu libur ini ternyata bertepatan dengan Perayaan Hari Raya pada tanggal 25 Desember dan kalau dibandingkan dengan beberapa kawan yang tidak bisa pulang dan merayakannya di Bandung, aku dapat merayakannya bersama keluarga.
Pada tanggal ini, dan malam sebelumnya, 24 Desember, kami sekeluarga, dan jutaan manusia lainnya merayakan Natal, tanggal yang dipercaya merupakan hari kelahiran Yesus Kristus, atau Isa Almasih, kira-kira 2000 tahun yang lalu. Tapi apakah benar memang tanggal 25 Desember atau 24 Desember malam? Dan apakah makna dari perayaan ini? Hal inilah yang membuatku berpikir beberapa lama, menjadi bahan refleksi dan mencoba menuliskannya disini.
25 Desember, tanggal yang dipercaya merupakan hari kelahiran Yesus Kristus, atau Isa Almasih, sampai sekarang pun masih menjadi kontroversi dan diperdebatkan oleh banyak sejarahwan. Beberapa asumsi muncul dari penetapan tanggal ini. Salah satu contoh adalah bahwa di Israel, pada bulan Desember sedang musim dingin, sedangkan pada saat kelahiranNya 2000 tahun lalu, para gembala sedang membawa domba-dombanya keluar kandang.
Apakah mungkin mereka melakukannya pada saat musim dingin? Di dalam Alkitab sendiri tidak terdapat penanggalan yang benar-benar jelas tentang kapan tanggal kelahiran ini. Bahkan sebagai contoh belum satu suaranya semua umat Kristen dalam penetapan tanggal 25 Desember ini, Kristen Ortodoks merayakan Natal setiap tahunnya pada tanggal 7 Januari. Pada hari ini, para Kristen Ortodoks di seluruh dunia sedang merayakan dan memperingati hari kelahiran Sang Juruselamat, Tanggal manakah yang benar? 25 Desember? 7 Januari? Atau mungkin nanti akan bermunculan tanggal-tanggal lain seperti 10 Juni, 8 September, ataupun 1 Maret?
Menurutku sendiri, dan mohon koreksi kalau aku salah karena aku juga masih harus mencari tahu lagi kebenaran dari ‘menurutku’ ini, tanggal bukanlah hal yang esensial. Yang esensial adalah apa sebenarnya yang ada di tanggal itu. Dan ketika kita benar-benar memaknai apa yang ada di tanggal itu, maka tanggal bukanlah menjadi suatu hal yang penting lagi karena makna yang terkandung jauh lebih luas, besar, dan tidak bisa dibatasi oleh satu hari saja. Apakah Natal itu? Kenapa Dia lahir ke dunia ini? Dan setelah kita benar-benar memaknai kedua pertanyaan ini, maka pastinya kita akan bisa menjawab pertanyaan selanjutnya, kapankah Natal itu? Atau mungkin pertanyaan yang lebih tepat, Apakah Natal itu hanya dirayakan pada tanggal 25 Desember ataupun 7 Januari saja?
Apakah Natal itu dan kenapa Dia harus lahir ke dunia ini?
Pada saat masih sekolah minggu, beberapa tahun lalu, ketika aku masih lugu, baik, imut, dan lucu-lucunya, menurutku Natal itu adalah hari kelahiran Yesus yang harus diisi dengan liturgi, kado natal, lilin, lagu-lagu Natal, dan hal-hal lainnya. Dan seiring dengan waktu, aku semakin mengerti apa arti Natal yang sebenarnya. Alasan kedatanganNya yang menurutku akan terlalu panjang apabila dituliskan disini dan karena bukan itu topik utama note ini, marilah masuk ke pertanyaan selanjutnya.
Kapankah Natal itu? Atau mungkin pertanyaan yang lebih tepat, Apakah Natal itu hanya dirayakan pada tanggal 25 Desember ataupun 7 Januari saja?
Kalau aku masih sekolah minggu, aku pasti akan menjawab dengan cepat 25 Desember, ataupun kalau aku merupakan Kristen Ortodoks, maka aku akan menjawab 7 Januari. Tapi apakah memang benar tanggal itu? Seberapa penting kita harus mengetahui kapan tanggal sebenarnya Dia lahir dibandingkan dengan seberapa penting kita harus mengetahui apa maksud sebenarnya Dia lahir ke dunia ini dan apakah kita sudah benar-benar menerima maksud itu? Mana yang lebih penting dan utama?
Apakah kasih yang ditunjukkan oleh Allah kita secara jelas pada Natal ini juga sudah benar-benar kita rasakan? Dan apakah kasihNya itu sudah kita tunjukkan dan lakukan juga kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar kita, tanpa pandang bulu? Mungkin kita dapat menjawab ‘iya’ untuk dua pertanyaan diatas, dan pertanyaan selanjutnya adalah apakah itu semua hanya dapat kita rasakan ataupun lakukan pada tanggal 25 Desember atau 7 Januari saja, atau mungkin pada bulan Desember saja? Bagaimana dengan tanggal dan bulan lain? Bukankah pada waktu-waktu itu kita juga dapat mensyukuri kasih Allah itu dan juga dapat menunjukkan rasa syukur kita itu dengan menunjukkan kasih kita kepada sesama kita?
Aku pun merenung dan menyadari bahwa aku belum benar-benar melakukan itu dan sering terlena dengan kenyamanan.
Mungkin memang dibutuhkan suatu tanggal sebagai pengingat kita bahwa 2000 tahun lalu pada satu hari, Yesus Kristus atau Isa Almasih telah lahir ke dunia ini, tapi tanggal itu sendiri bukanlah untuk ‘didewakan’ dan akhirnya kita menganggap tanggal itu lebih kudus dari tanggal lain dan melupakan makna penting yang terkandung dari Natal itu sendiri. Seperti yang kualami sekarang, dimana pada 25 Desember tahun ini kembali diingatkan bahwa aku belum benar-benar memaknai Natal itu, yaitu masih belum benar-benar menunjukkan kasih kepada sesama di tanggal-tanggal lain di 364 sisa hari lainnya.
Semoga kita, melalui satu hari di 25 Desember 2010 ini dapat diingatkan lagi dan akhirnya setelah kita ingat, 364 hari lain yang akan kita lewati sebelum mencapai tanggal 25 Desember 2011 akan lebih bermakna dan kita bisa melakukan tanggung jawab kita sebagai orang yang sudah paham akan makna Natal itu sendiri. Mari kita membagikan kasih kita kepada sesama sebagai bentuk rasa syukur kita atas kasih Allah kepada kita.
Walau telat berdasarkan tanggal, tapi tetap belum terlambat dalam hal makna, untuk mengucapkan,
Selamat Natal, kawan.
- Sahat Sinurat (Sekretaris Badan Pengurus Cabang GMKI Bandung) -
TAHUN BARU, IMPIAN BARU
HIDUPKAN IMPIAN BARU
Siap atau tidak siap tahun baru 2011 sudah berada di ujung mata. Memasuki tahun baru, sebaiknya segera menetapkan impian baru. Apakah itu menghidupkan kembali impian lama yang belum terwujud atau benar-benar menetapkan impian baru yang hendak diraih di tahun 2011. Ingatlah bahwa sebuah kesuksesan dimulai dari sebuah impian yang memenuhi hati dan pikiran kita.
Mulailah menetapkan impian Anda. Apakah itu impian sederhana seperti ingin mengganti laptop yang lebih baru misalnya, merenovasi rumah, mengganti mobil lebih baru, sampai impian lebih tinggi, mengikuti pendidikan lebih tinggi, menerbitkan buku baru atau membangun usaha baru misalnya.
Apapun itu, yang pasti menghidupkan impian akan memberikan banyak manfaat bagi kita. Karena memiliki impian akan memberi motivasi bagi kita untuk bertindak mewujudkannya. Memiliki impian dapat menjadi arah bagi kita untuk melangkah kedepan. Bahkan menghidupkan impian seperti membangkitkan energi dari dalam diri, dapat menjadi pendorong bagi kita untuk memperkuat diri dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.
Memiliki impian dapat memberi kita dorongan untuk hidup lebih terencana, hidup lebih efisien guna merealisasikan mimpi kita. Mimpi dapat menjadi pendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang terarah demi merealisasikan impian.
Dengan impian akan menghidupkan harapan. Dengan harapan akan melahirkan tindakan. Dengan tindakan akan ada langkah kemajuan. Jadi, jika Anda belum punya impian baru di tahun yang baru, segeralah ambil alat tulis, dan mulailah menuliskan daftar impian yang ingin diraih. Kemudian tetapkan satu atau beberapa yang benar-benar ingin Anda prioritaskan untuk dicapai.
RENCANA DAN TINDAKAN
Memiliki impian saja tentu tidak cukup. Impian belum menjamin terealisasinya tujuan. Karena impian barulah langkah pertama yang akan memudahkan langkah-langkah berikutnya. Dengan impian, langkah-langkah berikutnya akan lebih terarah dengan baik.
Setelah memiliki impian, langkah berikutnya yang sangat penting adalah memvisualisasikan impian tersebut menjadi sebuah tujuan yang jelas dan rinci. Kemudian mulailah menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan-tindakan dalam merealisasikan impian tersebut. Dengan demikian memiliki kejelasan impian sangatlah penting dalam membantu memudahkan menyusun rencana rinci dan tindakan yang diperlukan.
Ingatlah bahwa impian tanpa rencana dan tindakan hanyalah sekedar impian. Ketika sudah menetapkan impian, menyusun rencana, berusahalah dalam tindakan selalu fokus pada impian dan rencana kita. Dengan fokus akan menjadi lebih bersemangat, lebih terarah dan melahirkan kreativitas untuk mencari berbagai cara baru dalam merealisasikannya.
Kalau hal itu dilakukan secara konsisten dan terarah, kita akan menikmati hasilnya di tahun mendatang. Arahkan hati dan pikiran kita tentang indahnya meraih kesuksesan dalam merealisasikan impian kita. Bayangkan pada saat akhir tahun nanti, ketika anda melihat kembali daftar mimpi anda dan banyak mimpi Anda yang berhasil Anda realisasikan. Sangat menyenangkan bukan ?
Untuk itu tulislah daftar impian Anda. Tentu akan sangat menyenangkan kalau kita menuliskannya dan kemudian melihatnya kembali prestasi yang sudah kita raih selama perjalanan sepanjang tahun.
SELAMAT TAHUN BARU 2011. HIASI HIDUP ANDA DENGAN CAHAYA HARAPAN.
Kita telah melewati tahun 2010 dan baru saja memulai tahun 2011 ini. Apa yang telah kita perbuat di tahun 2010 yang lalu dapat menjadi bahan evaluasi bagi hidup kita untuk menjalani tahun 2011 ini. Semoga di tahun 2011 ini kita lebih dekat lagi sama Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain. Selamat Tahun Baru 2011 (GMKI Komisariat UNPAD)