Friday, November 18, 2011

PARA PAHLAWANKU

by: Alfonsius J.P. Siringoringo


Memperingati Hari Pahlawan yang selalu bangsa kita rayakan setiap tahunnya, memang suatu hal yang biasa di negeri ini. 10 November seolah-olah sama keramatnya seperti 17 Agustus maupun 28 Oktober yang selalu kita rayakan. Tetapi lain halnya dengan tujuan dan maksud dari peringatan hari kebanggaan Republik ini.

Para pejuang yang berperang mengorbankan seluruh kekuatan dari dirinya untuk mengusir para penjajah dan mempertahankan keutuhan Indonesia sebagai negara yang merdeka, ternyata kurang direspon dan di apresiasi dengan baik oleh bangsa kita sendiri. Setiap tetes keringat dan darah yang tercurah dari diri para pejuang kita, telah memberikan makna dan arti bagi setiap perjuangan bangsa ini dalam memperebutkan serta mempertahankan kemerdekaan. Satu impian yang para pejuang kita harapkan hanyalah: agar anak-cucunya dapat hidup tenang, sejahtera dan bersatu sebagai negara yang merdeka.

Para pejuang kita telah menitipkan bangsa ini terhadap generasi setelah mereka, agar bangsa ini tetap bertahan sebagai negara yang merdeka, bebas dari penjajahan bahkan menjadi negara yang besar dan makmur di mata dunia. Mereka memberikan kepercayaannya bagi kita untuk melanjutkan perjuangan keras mereka.

Setelah 66 tahun merdeka, bangsa ini terus maju dan berkembang menyaingi negara-negara besar di dunia, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Jerman dan lainnya. Meskipun di dalam proses dan perjalanan perkembangan bangsa ini terdapat gonjang-ganjing dan kesemrawutan di dalam pemerintahannya, tetapi sampai sekarang bangsa ini masih mampu bertahan dari permasalahan yang menimpa negara-negara di dunia.

Perkembangan yang terlihat dari bangsa ini, ternyata tidak dirasakan langsung buah manisnya oleh “para pejuang” kita yang telah rela berkorban mempertaruhkan nyawanya demi kemerdekaan bangsa kita hingga saat ini. Sangat banyak pejuang yang telah gugur di medan perang, tetapi tidak sedikit juga yang masih dapat bertahan selama perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Meskipun masih ada yang dapat bertahan hidup hingga saat ini, terdapat pula yang hidup dengan cacat fisik akibat perjuangan yang telah mereka lakukan dalam sejarah bangsa ini.

Perjuangan yang telah mereka lakukan terhadap bangsa ini, ternyata tidak semuanya ditanggap positif. Mengapa? Karena mereka dibiarkan begitu saja oleh bangsa kita, tidak diurus dan diperhatikan, malah dibiarkan begitu saja bagaikan cerita angin lalu yang berhembus. Apakah ini balasan yang sepatutnya kita berikan bagi mereka? Dimana letak hati nurani generasi saat ini? Tidakkah Anda sadar bahwa perbuatan yang kita lakukan ini telah melukai hati terdalam dari para pejuang kita? Inikah balasan yang harus mereka terima, hanya sekedar mendapat selembar kertas penghargaan dari negara tanpa adanya tindakan/respect dari bangsa kita? Mereka pun hanya sekedar menyimpan kertas tersebut di dalam lemari hingga berdebu atau pun hanya sebagai hiasan tembok rumah sederhana mereka yang hampa. Begitu kejinya balasan yang harus mereka terima atas perbuatan mulia yang telah mereka lakukan demi kesenangan dan kebahagiaan anak-cucunya di masa yang akan datang.

Mereka sedih melihat perpecahan terhadap anak cucunya dan saling memusuhi satu sama lain hanya karena ideologi-ideologi dari setan yang mengajarkan kebencian dan permusuhan terhadap ketenteraman dan kesatuan umat manusia. Mereka menangis melihat keadaan bangsa saat ini yang bobrok integritasnya, KKN merajalela, banyaknya pulau-pulau yang lepas dari NKRI, serta dipecundanginya bangsa ini oleh negara lainnya yang menyebut bangsa kita sebagai bangsa babu! Dimana harga diri kita,hei generasi?


Hei manusia, sadarlah engkau, mereka tidak butuh tanda jasa, apalagi selembar kertas yang tidak tahu untuk apa akan mereka gunakan. Mereka hanya butuh perhatian dari kita. Mereka hanya ingin diperhatikan, itu saja, tidak lebih!!!


Belumkah kita sadar betapa sakitnya hati mereka ketika mereka masih menanggung beban hidup yang berat ini tanpa adanya perhatian dari kita. Di masa tua mereka pun, mereka masih tetap semangat untuk bekerja sebagai tukang becak, jualan es, makanan tradisional, bahkan pengumpul rumput dan kayu untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Hanya ucapan syukur kepada Sang Ilahi lah yang mereka ucapkan ketika bisa makan sekali dalam satu hari. Nasib seperti inikah yang harus selalu mereka tanggung setiap hari? Sungguh tak sebanding dengan perjuangan yang telah mereka perbuat selama hidup mereka.

Senyum, tabah dan selalu bersyukur..... hanya itulah prinsip hidup yang mereka pertahankan selama ini melihat sikap dan balasan dari bangsa yang telah mereka bela dan perjuangkan. Sungguh mulia perbuatanmu Para Pahlawanku. Doa yang selalu engkau titipkan kepada Sang Ilahi untuk memberkati bangsa ini, sungguh tak ternilai harganya melebihi apapun.

INI SAATNYA BAGI GENERASI MUDA BERSATU UNTUK BERTINDAK SEBAGAI PENGGERAK KEMAJUAN BANGSA INI KE DEPANNYA. JANGAN ADA LAGI PERPECAHAN, SANGAT BANYAK TANTANGAN DI DEPAN MENANTI KITA SAHABAT, MARI KITA LANJUTKAN PERJUANGAN MEREKA, DENGAN MEMULAI DARI HAL YANG KECIL HINGGA YANG BERDAMPAK BESAR. KITA BISA! YAKINLAH IMPIAN KITA DI DEPAN AKAN TERCAPAI.


UT OMNES UNUM SINT