Friday, August 9, 2013

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H


GMKI Komisariat Unpad cabang Bandung mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H bagi kawan-kawan yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin.

UOUS

Saturday, June 15, 2013

PENGUMUMAN PEKAN LINGKUNGAN HIDUP GMKI 2013

INFO:
Perpanjangan lomba Esai dan Design Poster!!!

GMKI Cabang Bandung Present:
-Pekan Lingkungan Hidup GMKI 2013-

Salah satu rangkain acaranya adalah:
Lomba Esai dan Lomba Design Poster dengan bertemakan:
"Penyelamatan Lingkungan Melalui Pemikiran dan Aksi Strategis"

Lomba Esai:
Diketik/ditulis sepanjang 1.000-1.300 kata, hasil karya pribadi, belum pernah diperlombakan & dipublikasikan sebelumnya, format bebas, dikirim via email ke: semnasgmki@gmail.com

Lomba Design Poster:
Poster dicetak dalam ukuran A3, hasil karya pribadi, dan dikirimkan langsung ke alamat: Jln. Ir. H. Djuanda 109, Bandung 40132 (Sekretariat GMKI Cabang Bandung).

Batas waktu pengumpulan Esai dan Design Poster, paling lama:
Minggu, 25 Agustus 2013 pukul 23.59 WIB
Pengumuman Pemenang Lomba: Pada saat Seminar Nasional (Jumat, 6 September 2013)

PENDAFTARAN:
Kirim SMS ke nomor 0821 2159 0072 dengan format:
SEMNASGMKI#Nama Lengkap#Asal/Universitas#Jenis Lomba (Esai/Poster)

Biaya Pendaftaran Lomba: Rp 10.000,-

Hadiah Lomba Esai:
- Juara 1: Sertifikat + Rp 1.000.000,-
- Juara 2: Sertifikat + Rp 750.000,-
- Juara 3: Sertifikat + Rp 500.000,-

Hadiah Lomba Design Poster:
- Juara 1: Sertifikat + Rp 1.000.000,-
- Juara 2: Sertifikat + Rp 750.000,-
- Juara 3: Sertifikat + Rp 500.000,-

Terbuka untuk umum & luar bandung.
(Info lebih lengkap, silahkan lihat di situsnya)

Info lebih lanjut: Alfonsius (0821 2012 7717)

Untuk info lebih lanjut, silahkan lihat di:
http://semnas.gmkibandung.info/


Friday, June 7, 2013

Lomba Esai dan Poster Pekan Lingkungan Hidup GMKI Cabang Bandung

GMKI Cabang Bandung Present:
-Pekan Lingkungan Hidup-

Lomba Esai dan Lomba Design Poster dengan bertemakan:
"Penyelamatan Lingkungan Melalui Pemikiran dan Aksi Strategis"

Lomba Esai:
Diketik/ditulis sepanjang 1.000-1.300 kata, hasil karya pribadi, belum pernah diperlombakan & dipublikasikan sebelumnya, format bebas, dikirim via email ke: semnasgmki@gmail.com

Lomba Design Poster:
Poster dicetak dalam ukuran A3, hasil karya pribadi, dan dikirimkan langsung ke alamat: Jln. Ir. H. Djuanda 109, Bandung 40132 (Sekretariat GMKI Cabang Bandung).

PENDAFTARAN:
Kirim SMS ke nomor 0857 6613 9016 dengan format:
SEMNASGMKI#Nama Lengkap#Universitas#Jenis Lomba (Esai/Poster)

Batas waktu pengumpulan Esai dan Design Poster, paling lama:
Sabtu, 15 Juni 2013 pukul 23.59 WIB
Pengumuman Pemenang Lomba: Pada saat Seminar Nasional (Jumat, 21 Juni 2013)

Biaya Pendaftaran Lomba: Rp 10.000,-

Hadiah Lomba Esai:
- Juara 1: Sertifikat + Rp 1.000.000,-
- Juara 2: Sertifikat + Rp 500.000,-
Hadiah Lomba Design Poster:
- Juara 1: Sertifikat + Rp 1.000.000,-


Info lebih lanjut: Alfonsius (0821 2012 7717)

http://semnas.gmkibandung.info

Monday, April 1, 2013

TUGAS TIAP WARGA NEGARA INDONESIA

Edisi 005/2013 - Institut Leimena
Seri Mutiara Pemikiran Dr. Johannes Leimena:


Negara kita adalah negara yang baru. Sekarang ini, sesudah kita miliki negara sendiri, maka kita berhadapan dengan soal-soal kenegaraan, baik yang berhubungan dengan dunia dalam maupun yang berhubungan dengan soal luar negeri. Kalau negara kita adalah milik kita semua, maka semua soal kewarganegaraan, baik yang sulit maupun yang enteng, adalah pula soal-soal kita sendiri. Dan kita harus bersama-sama memecahkannya. Inilah tanggung jawab dan tugas kita bersama.Sebab kemerdekaan berarti tanggung jawab. Syarat mutlak untuk pertanggungan jawab ini ialahkeinsyafan kenegaraan.

Menurut perasaan saya, keinsyafan ini, - meskipun belumlah seperti yang dikehendaki, - toh makin lama makin mendalam pada golongan-golongan bangsa kita. Namun hal ini perlu dipupuk, supaya lebih meresap dalam jiwa tiap-tiap anggota bangsa kita.
Perasaan kenegaraan ini mendapat suatu extra stimulans, kalau kita melihat keluar negeri dan kita melihat bahwa disana ada perwakilan kita di mana bendera negara kita - merah putih - berkibar. Keinsyafan ini harus berjalan berdampingan dengan kecintaan pada tanah air kita yang merupakan negara, dan yang pulau-pulaunya bertebaran laksana rangkaian jamrud yang melingkari khatulistiwa dari Sabang sampai Merauke.
Kecintaan ini pula harus dipupuk dan diperdalam baik pada golongan pemuda dan pemudi, maupun pada golongan tua. Keinsyafan kenegaraan dan kecintaan pada negara ini kiranya dapat diperdalam jika kita pandang negara kita ini sebagai suatu karunia Tuhan yang Maha Kuasa.

Dalam suatu periode dari sejarah dunia Tuhan mengaruniakan kepada bangsa Indonesia suatu negara. Menurut pandangan saya, Tuhan mempunyai maksud dengan negara ini. Dengan pemberian ini Tuhan memberikan suatu tugas kepada negara dan bangsa itu, ialah tugas memelihara kehidupannya sendiri dengan sebaik-baiknya dengan negara-negara tetangganya. Dengan demikian negara itu turut serta menciptakan suatu masyarakat dunia yang sehat.
Dilihat dari sudut rohani, negara dan bangsa itu sebenarnya harus hidup, bukan saja untuk mencapai suatu derajat yang setinggi-tingginya di antara bangsa-bangsa, tetapi ia juga harus hidup untuk memuliakan nama Tuhan.
Saya mengerti bahwa tugas ini adalah suatu tugas yang mahaberat. Namun bukankah juga benar, bahwa dalam sejarah dunia kita lihat suatu negara (bangsa) runtuh pada waktu ia tidak lagi mengindahkan norma-norma yang dikehendaki Tuhan? Dipandang dari sudut ini, tanggung jawab tiap bangsa, tiap warga negara dan pemerintah adalah sungguh berat.

Tadi telah dikemukakan bahwa tiap warga negara, yang beragama apapun, mempunyai tempat, fungsi dan maksud dalam lingkungan tugas negara. Karena itu, kita semua berkepentingan dalam hal menentukan bentuk dan dasar negara kita. Dalam hal ini harus dicari suatu pembagi yang terbesar bagi semua golongan dari bangsa kita. Oleh karena semua mufakat dalam hal ini, maka semua pula mau mempertahankan negara itu; dan semua mau berkorban, baik dengan harta benda maupun dengan jiwa bagi negara itu.
Soal inilah yang akan menjadi “piece de rĂ©sistance” (soal yang utama) yang akan diperbincangkan dalam Konstituante yang akan datang, sebagai suatu badan yang terdiri dari golongan-golongan masyarakat, yang ditugaskan menyiapkan UUD negara kita yang tetap. Di sini terletak pentingnya pemilihan tanggung jawab kita terhadap negara kita, yang dasar dan kehidupannya harus ditentukan oleh kita bersama, kaum Kristen dan bukan Kristen.

Secara konkret, kelak kita harus mufakat dalam memilih: Negara yang didasarkan atas pelajaran Komunisme; Negara yang didasarkan atas Quran dan Hadits; atau Negara yang didasarkan atas Pancasila.
Menurut paham saya, kalau kita tidak mendapat persesuaian paham dalam hal ini - dan sampai hari inisaya belum melihat suatu “rumus” yang terbaik dan yang akan memuaskan semua golongan daripada Pancasila, - maka akan pecahlah negara kita ini dan akan sia-sialah perjuangan bangsa kita. Ia akan menjadi mangsa dari burung-burung gagak luar negeri. Percekcokan dalam negeri sebagian besar terletak pada pendirian-pendirian yang bersimpang siur tentang dasar dan tujuan negara kita, oleh karena UUD kita adalah UUDS Sementara.


{Seri Mutiara Pemikiran dr Johannes Leimena, bersumber pada naskah ceramah Dr. J. Leimena pada Konperensi Studi Pendidikan Agama Kristen di Sukabumi yang diadakan tanggal 20 Mei - 10 Juni 1955 dengan judulKewarganegaraan yang Bertanggung Jawab. Dr. Johannes Leimena (1905 –1977) adalah salah satu pahlawan Indonesia. Ia merupakan tokoh politik yang paling sering menjabat sebagai menteri kabinet Indonesia dan satu-satunya Menteri Indonesia yang menjabat sebagai Menteri selama 21 tahun berturut-turut tanpa terputus. Leimena masuk ke dalam 18 kabinet yang berbeda, sejak Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora II (1966), baik sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri Sosial. Selain itu Leimena juga menyandang pangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL ketika ia menjadi anggota dari KOTI (Komando Operasi Tertinggi) dalam rangka Trikora}.

Wednesday, February 20, 2013

“Uang Cendol” dalam Pilgub Jawa Barat

Oleh: Alfonsius Siringoringo



“Saya butuh kepercayaan dari masyarakat. Pemberian uang hanya akan memicu korupsi.” Demikianlah pernyataan salah satu calon gubernur Jabar dalam suatu media cetak nasional. Pernyataan sikap tersebut patut dipuji untuk menciptakan pemilu yang kita idam-idamkan, yaitu jujur, bersih, dan demokratis.

Untuk merealisasikannya, dibutuhkan kerja keras bagi Pemerintah, KPU maupun seluruh masyarakat Jabar. Dalam pemilu kali ini, pemprov menglontorkan dana sebesar Rp 1, 04 triliun kepada KPU Jabar. Dana tersebut akan terserap untuk proses pelaksanaan pemilu serta dibagikan kepada KPU, Panitia Pengawas Pemilu, dan pihak keamanan. Diharapkan pula, dengan dana sebesar itu, panitia pengawas dapat mengefektifkan dan mencegah tindakan politik uang.

Istilah Money Politic atau politik uang, tidak hanya membayangi pilgub Jabar. Begitu hebatnya si politik uang ini, sampai-sampai ia memiliki julukan tersendiri di tiap-tiap daerah. Di Jabar sendiri dikenal dengan istilah “uang cendol”, di Jawa Timur disebut dengan “uang ngarit” dan mungkin masih banyak julukan lainnya di tiap-tiap daerah.

Sungguh miris melihat fenomena demikian, dimana kerap kali terjadinya tindakan politik uang dalam setiap pilkada yang ada. Hal tersebut akan sangat merusak tatanan demokrasi kita yang sebenarnya. Pemimpin harus dipilih oleh rakyat bukan atas dasar uang, tetapi kemampuan dan kinerjanya yang baik. Hakekat seorang pemimpin pun seharusnya adalah untuk bekerja sepenuh hati dan melayani rakyatnya, bukan malah sebaliknya.

Jabar sebagai provinsi terbesar di Indonesia, dengan masyarakat yang memiliki pola pikir yang sudah maju, sudah seharusnya menerapkan pemilu yang demokratis. Dengan demikian, Jabar akan memberikan contoh yang baik pula bagi daerah-daerah lainnya untuk menciptakan pemilu yang diidam-idamkan masyarakat selama ini.

Untuk menciptakan pemilu yang bersih dari tindakan politik uang, dapat diantisipasi dengan memberikan peran yang ekstra kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Selain itu, perlunya ditingkatkan syarat kualitas untuk menjadi calon kepala daerah, seperti pemahaman agama yang kuat dan sebagainya. Panwaslu pun harus memperketat audit dana kampanye dari tiap-tiap calon kepala daerah. Kemudian yang diperlukan selanjutnya adalah pemahaman dan pencerdasan politik yang mendalam kepada semua masyarakat, jauh sebelum diadakannya pemilu, melalui diskusi maupun seminar.

Friday, February 1, 2013

Donor Darah

INFO:

Salam Sejahtera bagi kita semua.

GKI Maulana Yusuf Bandung bekerja sama dengan PMI Bandung dan GMKI Komisariat Unpad Cabang Bandung akan mengadakan kegiatan sosial "Donor Darah Massal", pada:

Hari, tanggal: Minggu, 3 Februari 2013;
Waktu: 08.00 - 12.00 WIB;
Tempat: GKI Maulana Yusuf, Bandung.

Kegiatan Donor Darah ini rutin diadakan setiap dua bulan sekali.
Mari peduli terhadap saudara-saudari kita, karena tiap tetesan darah yang anda donorkan begitu berarti bagi kehidupan mereka yang membutuhkan.



(*TERBUKA UNTUK UMUM)

Terima Kasih